PULANG KAMPUNG
Oleh: Rayona Tampubolon
Dadaku
berguncang
buru-buru
kutenangkan dengan harap-doa
dalam
perjalanan Medan menuju Toba
kalau
kau akan menyapa
di
harbangan huta, dekat rumah kita
aku
tahu engkau cemaskan usia, Omak!
padahal
belum lagi aku mencapai angka tiga
pekerjaan
yang meraba
dapatkah
kelak diterima calon mertua?
pulang
kampung kali ini, tak seperti tahun silam
langkah
begitu ringan, tak ada beban-cemas dalam pikiran
pulang
kampung kali ini, demi telapak tanganmu
pungutlah
boras si pir ni tondi, tabur di
kepalaku
agar
jauh segala sapata
usai
kautanamkan doa umpama mantra
Siahaan
Dolok, 24 Mei 2016
DI DALAM BUS
Oleh: Rayona Tampubolon
siapakah
perduli di antara kamu
risau-cemas
di tiap hati
meski
mata bersitatap
apa
guna bila tak saling berucap
siapakah
perduli di antara kamu
membelenggu
sehari penuh
apa
guna pandang saling temu
bila
derita di dada kita, tak saling tahu
siapakah
perduli di antara kamu
derita
bulan tua
dan
gaji selalu ditunda
Mandala-Perjuangan,
27 April 2016
TAGAM
Oleh: Rayona Tampubolon
Omak,
cemas apalagi buat hatimu kecut
kau termenung berpangku-tangan
rindumu belum bersambut
buatmu
bungkam dalam angan-angan
lima
anakmu memecah
jiwamu
berkeping lima
tagammu
kian membuncah
bila
aku berkunjung ke huta
sekali
waktu kuretas diammu
kautikam
aku dengan tanya:
“andigan ahu marpahompu
nunga leleng ahu tarpaima”
Toba,
24 April 2016
Sumber: Analisa, Minggu, 26 Juni 2016



Tidak ada komentar:
Posting Komentar