Minggu, 17 Juli 2016

PUISI

PULANG KAMPUNG
Oleh: Rayona Tampubolon
Dadaku berguncang
buru-buru kutenangkan dengan harap-doa
dalam perjalanan Medan menuju Toba
kalau kau akan menyapa
di harbangan huta, dekat rumah kita

aku tahu engkau cemaskan usia, Omak!
padahal belum lagi aku mencapai angka tiga
pekerjaan yang meraba
dapatkah kelak diterima calon mertua?

pulang kampung kali ini, tak seperti tahun silam
langkah begitu ringan, tak ada beban-cemas dalam pikiran

pulang kampung kali ini, demi telapak tanganmu
pungutlah boras si pir ni tondi, tabur di kepalaku
agar jauh segala sapata
usai kautanamkan doa umpama mantra

Siahaan Dolok, 24 Mei 2016



DI DALAM BUS
Oleh: Rayona Tampubolon
siapakah perduli di antara kamu
risau-cemas di tiap hati


meski mata bersitatap
apa guna bila tak saling berucap

siapakah perduli di antara kamu
membelenggu sehari penuh
apa guna pandang saling temu
bila derita di dada kita, tak saling tahu

siapakah perduli di antara kamu
derita bulan tua
dan gaji selalu ditunda
Mandala-Perjuangan, 27 April 2016





TAGAM
Oleh: Rayona Tampubolon
Omak, cemas apalagi buat hatimu kecut
kau termenung berpangku-tangan
rindumu belum bersambut
buatmu bungkam dalam angan-angan

lima anakmu memecah
jiwamu berkeping lima
tagammu kian membuncah
bila aku berkunjung ke huta

sekali waktu kuretas diammu
kautikam aku dengan tanya:
“andigan ahu marpahompu
nunga leleng ahu tarpaima”
Toba, 24 April 2016



Sumber: Analisa, Minggu, 26 Juni 2016



Tidak ada komentar:

Posting Komentar