MASIHKAH KUTEMUKAN
Oleh: Rayona Tampubolon
Masihkah
kutemukan keteduhan di matamu
setelah
musim gugur tiba tanpa diduga
serta
bunga-bunga layu berjatuhan tepat di depan kita
seperti
harapan yang kita damba untuk bersatu
nyatanya
sia oleh karena ragu dan duka-luka masa lalu
masihkah
kutemukan keteduhan di matamu
saat
menatapku, setelah benih yang kita tabur
tak
menuai bunga dan buah
seperti
jalan yang kita tetapkan untuk dilalui
nyatanya
sia tak sampai pada tuju
dan
oleh karena ragu-tuju itu pula
aku
terperangkap di dalam sunyi
yang
kucipta sendiri
April
2015
DI RUANG TUNGGU
Oleh: Rayona Tampubolon
Kita
saling bersitatap
kedua
matamu bagai memburu
menghujamku
antara
luka dan amarah
kugubah
jadi senyuman
kutelusuri
lekuk wajahmu
mengenang
raut bagaimana dulu
waktu
terakhir kita bertemu
tanganmu
gemetar, tapi mulutmu membungkam
seperti
menghadapi gelombang
jantungku
tak terkendali
“Duhai, kesepian kah
yang membawamu kemari?”
gumamku
dan buru-buru pergi
April 2015
SEBUAH SADIK
Oleh: Rayona Tampubolon
Setelah
mengungkapkan rindumu di balik telepon;
kau
sisakan gelisah-kebingungan.
tentu
saja, aku tiada memberi ruang bagimu—
menyatakan
cinta. Sebab aku tak lagi sendiri
namun,
bagaimana jika kaukata tak peduli?
dapatkah
kuputar waktu dan mengutuki pertemuan?
April 2015
SUMBER: ANALISA MINGGU, 17 MEI 2015



Tidak ada komentar:
Posting Komentar