Senin, 18 Mei 2015

PUISI

MASIHKAH KUTEMUKAN
Oleh: Rayona Tampubolon

Masihkah kutemukan keteduhan di matamu
setelah musim gugur tiba tanpa diduga
serta bunga-bunga layu berjatuhan tepat di depan kita
seperti harapan yang kita damba untuk bersatu
nyatanya sia oleh karena ragu dan duka-luka masa lalu

masihkah kutemukan keteduhan di matamu
saat menatapku, setelah benih yang kita tabur
tak menuai bunga dan buah
seperti jalan yang kita tetapkan untuk dilalui
nyatanya sia tak sampai pada tuju

dan oleh karena ragu-tuju itu pula
aku terperangkap di dalam sunyi
yang kucipta sendiri

April 2015



DI RUANG TUNGGU
Oleh: Rayona Tampubolon

Kita saling bersitatap
kedua matamu bagai memburu
menghujamku

antara luka dan amarah
kugubah jadi senyuman
kutelusuri lekuk wajahmu
mengenang raut bagaimana dulu
waktu terakhir kita bertemu
tanganmu gemetar, tapi mulutmu membungkam
seperti menghadapi gelombang
jantungku tak terkendali

“Duhai, kesepian kah
yang membawamu kemari?”
gumamku dan buru-buru pergi

April 2015



SEBUAH SADIK
Oleh: Rayona Tampubolon

Setelah mengungkapkan rindumu di balik telepon;
kau sisakan gelisah-kebingungan.
tentu saja, aku tiada memberi ruang bagimu—
menyatakan cinta. Sebab aku tak lagi sendiri
namun, bagaimana jika kaukata tak peduli?
dapatkah kuputar waktu dan mengutuki pertemuan?

April 2015


SUMBER: ANALISA MINGGU, 17 MEI 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar