Minggu, 04 September 2016

CERPEN

RENA DAN PEREMPUAN MISTERIUS
Oleh: Rayona Tampubolon




            Jalan masuk ke gang Bulan tampak lengang, padahal masih pukul tujuh malam. Rena yang baru pulang mengajar, terus melangkah—meski sesekali air matanya bercucuran. Ia teringat pesan terakhir dari kekasihnya—yang amat sangat menghunjamnya. Tak ada orang yang tahu atau seolah tahu bagaimana getir yang ia rasa, kecuali perempuan yang selalu duduk di bawah pohon, di dekat rumahnya.
            Sesampai di rumah kontrakan, Rena menekuni ritualnya, menulis. Ia mematikan lampu dan menyalakan lilin. Rena tak sadar apa yang ditulisinya, ia hanya mengikuti ke mana pena membawa imajinya. Tiba-tiba, pada kalimat terakhir, ia mendapati dirinya menuliskan tentang sosok perempuan misterius itu.
            Perempuan di bawah pohon itu selalu membuatnya penasaran. Setiap kali Rena pulang, perempuan itu menatapnya tajam—seolah marah padanya. Anehnya, tatapan itu selalu terjadi ketika Rena gamang—mengingat kekasihnya.
            “Rena, sudahlah. Hubungan ini tidak perlu lagi kita lanjut. Lagi pula orangtuamu tidak menerimaku dengan pekerjaanku sebagai pemusik.”
            Rena hanya menggigit bibir ketika membaca ulang pesan terakhir dari kekasihnya itu.
***