CINTAKU UNTUKMU, IBU...
Oleh : Rayona Tampubolon
Universitas HKBP Nommensen Medan
Malam
ini kegetiran membuatku gelisah dan takut. Apalagi saat gemuruh
terdengar riuh yang membuatku semakin merindukanmu. Sungguh aku rindu
padamu Ibu. Jika saja aku bisa memutar jarum jam ke belakang aku ingin
lahir dari rahimmu lagi Ibu. Sungguh aku ingin. Dan jika aku bisa, aku
ingin lahir sebagai peri---peri yang selalu membuatmu tersenyum. Ibu…
sungguh aku merindukan pelukan hangatmu. Ingin selalu mendengar suaramu
setiap hari meskipun kadang cukup membuat telingaku sakit. Ibu… maafkan
aku jika selama ini aku tidak mematuhi nasehatmu dan kadang menganggap
keputusankulah yang paling benar.
Ibu… sungguh aku sempat
menolak takdir. Aku bahkan sempat benci pada diri sendiri mengapa aku
tidak bisa membuatmu bahagia. Ketika aku tidak bisa membuktikan bahwa
aku bisa kuliah di Negeri dan mengambil jurusan Biologi, aku sungguh
kecewa pada diriku sendiri. Bahkan tiga kali aku gagal. Dari Jalur
Undangan, Snmptn, dan Ekstensi. “Sudah, tidak apa-apa. Ibu pasti akan
menguliahkanmu ke swasta, tapi jangan ambil Biologi lagi.” ujarmu.
Sumber: Naskah ini pernah diperlombakan