RINDU II
(Oleh: Rayona Tampubolon)
(Oleh: Rayona Tampubolon)
Alunan lagu yang selalu menusuk
hatiku makin memuncak. Andai dia tahu kalau aku sangat merindukannya dari
kejauhan. Entah apa yang akan terjadi nanti jika aku memang harus meratapi kenyataan pahit karena harus memendam rindu
yang mencabik-cabik hatiku.
Rembulan seolah memberikan sebaris
senyum padaku yang membuat hatiku tergerak untuk menemuinya meski dia selalu
menolakku. Berharap waktu mengijinkan aku bertemu dengan dia yang selalu menggoreskan
luka yang begitu dalam karena kesalahan yang telah aku perbuat hingga membuat
hatinya meninggalkanku dalam keterpurukan.
“Yo, bisa kan?”
“Ngapain sam? Bukannya aku sudah
bilang berkali-kali kalau aku belum siap untuk bertemu dengan kamu? Dan aku juga
nggak tahu kapan hatiku tergerak bertemu dengan kamu.”
“Sampai kapan yo? Aku sudah cukup
lama menyuruh hatiku bersabar menunggu kesiapan hatimu untuk bertemu denganku.
“Maaf sam, maaf! Aku nggak bisa! Dan
nggak mungkin juga aku memaksa hatiku untuk bertemu denganmu, Hatiku belum
tergerak!” Kata-kata inilah yang semakin membuatku penasaran dan menimbulkan
sejuta tanya dihatiku.
Sampai kapan aku seperti ini?
Mungkin aku bisa gila jika dia selalu menolakku, dan sepertinya aku harus
memaksa dia untuk bertemu denganku. Apa salah jika aku mencintainya? Aku juga
nggak peduli meskipun dia tidak mencintaiku lagi, asalkan dia mau menerima
cinta yang sudah lama aku simpan hingga aku tak sanggup menahan sakit karena
cintaku yang begitu besar ternyata bisa menimbulkan luka yang menusuk sukma.
Sumber: SIB, Mingggu 13 Mei 2012
Sumber: SIB, Mingggu 13 Mei 2012