Minggu, 01 November 2015

PUISI

ELEGI SEORANG NELAYAN
Oleh: Rayona Tampubolon
Kemana lagi kautambatkan perahu
sementara pulau yang kaususur
tak memberimu harapan, setidaknya ikan-ikan
untuk meretas letihmu bermalam-malam
dari sunyi yang mencekam

kemana lagi kautambatkan perahu
sementara danau yang kaususur
begitu keruh, serupa wajahmu
pora-pora yang kauharap bawa pulang
untuk kaujual, hanyalah angan-angan panjang
yang selalu kausimpan
dalam ingatan

Laguboti, Mei 2015


LAUT, SENJA DAN KENANGAN
Oleh: Rayona Tampubolon
Masihkah kauhafal jerit burung-burung camar
ketika  kaumerapal sebuah ikrar
untuk bersetia, di batas senja
tawamu begitu lepas, saat aku mengangguk pelan
diikuti percikan gelombang,  membasuh relung
jiwa yang sempat kerontang

masihkah kauhafal riak-riak gelombang
saat aku menghantarmu ke atas perahu
memungut nasib, demi sesuap nasi

saat itu aku menghantarmu
tanpa tegur, tanpa tutur, hanya tertegun

di tepi laut kembali kukenang raut
senyummu  nanar
di balik sinar-sinar samar
5 Juli 2015




LAGU SUNYI
Oleh: Rayona Tampubolon
Adalah malam mencekam;
sinar lampu remang-remang
dan erangan kucing di beranda
18 Januari 2015

 


SUMBER: Analisa Minggu, 01 November 2015